Orideknews.com, MANOKWARI, – Salah satu pasien sembuh Covid-19, Dr. Agus Sumule mengungkapkan rasa syukurnya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Salah satu Dosen di Universitas Papua di Manokwari itu, dalam kesaksian tertulis yang diterima media ini, Agus Sumule mengisahkan suka duka dan semangatnya melawan infeksi Covid-19 hingga akhirnya sembuh. Berikut kesaksian tertulisnya.
Terima kasih banyak untuk semua ucapan syukur kepada Tuhan yang sudah Bapak dan Ibu sampaikan atas kesembuhan saya dan keluarga dari infeksi Covid-19. Terima kasih banyak untuk doa-doa yang sudah Bapak dan Ibu panjatkan, demikian pula ucapan simpati dan dorongan semangat yang Bapak dan Ibu berikan ketika kami mengisolasi diri di rumah.
Covid-19 itu nyata. Penularannya sangat cepat dan tidak memilih-milih. Dia tidak peduli kita sementara belanja, bercengkerama dengan keluarga, atau melaksanakan tugas dinas. Kalau kita tidak hati-hati (menggunakan masker dengan benar, menjaga jarak, cuci tangan, dll), maka peluang kita tertular itu sangat besar. Apalagi pada situasi sekarang ini.
Tetapi saya punya kabar baik bagi kita semua, kabar baik yang saya simpulkan dari pengalaman saya dan keluarga.
Pertama, Bapak dan Ibu serta anggota keluarga harus selalu fit, harus selalu sehat. Bapak dan Ibu tahu, bahwa saya ini sebenarnya penderita diabetes. Menurut para dokter yang saya tanya, saya termasuk kategori orang yang paling mudah tertular Covid-19, dan bisa berakibat fatal.
Tuhan Yesus baik. Sejak Februari 2020 saya sudah mengubah pola hidup dengan mengkonsumsi obat secara benar, olah raga, akan sehat, tidak minum soft drink dan minuman manis. Ketika tertular Covid-19 pada minggu ke-2 Agustus 2020, kebugaran/fitness saya sudah jauh lebih baik dibandingkan Februari 2020. Menurut saya, itu yang membuat tubuh saya bisa meng-`handle’ virus ini.
Kedua, kita harus selalu gembira, harus selalu semangat. Hari di mana hasil tes swab dengan PCR keluar, dan saya dinyatakan positif, hari itu juga istri dari seorang sepupu saya di Jayapura meninggal dunia karena Covid-19. Saya menelepon sepupu saya itu dan kami menangis bersama-sama. Ketika saya memberitahu bahwa saya baru saja menerima hasil tes PCR dan positif, sepupu saya itu seperti langsung melupakan kesedihannya sendiri. Dengan tegas dia meminta saya dan keluarga untuk selalu semangat. Katanya, “… Iparmu itu meninggal karena begitu mendengar dia kena Covid, dia langsung patah semangat dan `drop’ menta!”
Apa yang dikatakan sepupu saya itu sangat benar. Seorang pendeta saya, pak Pdt. Tandi Randa, mengirim ayat dari Amsal 18:14 “Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?” Ini kata seorang dokter yang setiap hari mengunjungi kami melalui telepon atau bertandang ke rumah: “…Semangat membuat antibodi semakin deras diproduksi; semakin banyak antibodi, imunitas kita semakin tinggi; semakin tinggi imunitas, semakin tangguh tubuh kita melawan Covid-19.”
Ketiga, perlu support yang kuat dari keluarga dan tetangga serta handai tolan. Saya dan keluarga berterima kasih untuk Bapak dan Ibu yang sudah mengirim kata-kata bijak penuh semangat kepada kami, melalui sms, ketika kami terinfeksi. Kami tertolong luar biasa oleh para tetangga yang memberikan support. Ketika saya diberitahu sudah positif, saya langsung menelepon tetangga-tetangga yang berbatasan halaman dengan kami. Saya memberitahu, bahwa atas izin Puskesmas Amban, kami berencana untuk isolasi mandiri di rumah. Mereka sangat mendukung.
Kami berterima kasih untuk pimpinan Unipa dan Faperta serta Bapak dan Ibu yang membawa ubi (singkong, ubi jalar, keladi, talas), sayur, buah (pepaya, pisang, dll), kue (macam-macam kue), papeda, susu, vitamin, uang, daging ayam, ikan, dan banyak lagi. Tidak saja kami terbantu dalam hal materi, tetapi juga membuat kami tambah semangat, karena kami tahu ada para sahabat yang begitu mengasihi dan mau supaya kami sembuh.
Jadi, Bapak dan Ibu, intinya: Covid-19 ini bisa dikalahkan. Sangat bisa. Dengan menjaga kesehatan tubuh tetap fit/prima, selalu tersenyum dan semangat, dan sudah barang tentu dengan memohon belas kasihan Tuhan Yang Maha Baik bagi kita, maka yang tertular pasti bisa sembuh kembali. Salam hormat.(***)