Orideknews.com, Manokwari, – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) selalu menyemangati insan pertanian untuk tangguh menghadapi berbagai goncangan. Meski Covid-19 masih melanda masyarakat masih membutuhkan pangan, sehingga Kementerian Pertanian terus mengembangkan berbagai program agar pertanian tetap berjalan.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan), Dedi Nursyamsi turut mengimbangi semangat Menteri SYL lewat Program Komando Strategis Pertanian (Kostratani). Program yang menitik beratkan pada perubahan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) menjadi Model BPP Kostratani tidak hanya fokus pada perubahan fisik bangunan, tetapi juga peran BPP.
Ada lima peran yang perlu dijalankan BPP yaitu sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan. Pakar Biosains Peternakan, Sri Darmono Susilo pada jumat (11/9) di lahan “Mix Farmingnya” menyatakan dukungannya pada Program Kostratani khususnya sebagai pusat pembelajaran.
“Minimal setiap petani sawah yang memiliki 1 hektar memiliki 2 ekor sapi. Tujuannya agar para petani memiliki pupuk sendiri, tidak tergantung pupuk kimia,” ujar Darmono.
Jika petani sudah menerapkan hal tersebut dan didampingi oleh para penyuluh yang handal, pemenuhan pangan nasional dapat tetap terjaga. Terlebih di daerah Papua dan Papua Barat yang memiliki potensi alam yang luar biasa.
Dalam kesempatan berbeda, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, drh. Purwanta, M.Kes mengatakan, pihaknya menerapkan konsep mix farming atau integrated farming.
“Polbangtan Manokwari sebagai Pendamping Model BPP Kostratani dapat menerapkan konsep mix farming atau integrated farming dengan potensi lahan yang cukup luas, dan SDM yang mumpuni,” ungkap Purwanta.
Sebelum bertansformas menjadi Polbangtan, jelas Purwanta, Sekolah Tinggi tersebut, telah menerapkan pola-pola interasi dalam bidang pertanian secara luas.
Purwanta lalu berharap penerapan biosains itu dapat di mulai dari dari lahan Praktik yang dimiliki Polbangtan Manokwari. Kedepan pengelolaan pupuk mandiri dengan menerapkan biosains dapat berkembang di Model BPP Kostratani yang dapat menunjang kesejahteraan petani. (Nsd/RR/ON)