Orideknews.com, MANOKWARI, – Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) BPP Warmare, Manokwari, Papua Barat, Ilham menuturtkan, sejak tahun 1990-an di bawah Dinas Peternakan Provinsi Papua Barat, ia melakukan sosialisasi Inseminasi Buatan (IB).
Alhasil, kini, peternak di wilayah kerjanya terbuka untuk menerapan teknologi IB khususnya pada ternak sapi, contohnya yang dilakukan Nur Yadi, salah satu peternak sapi potong yang kerap menerapkan IB pada ternaknya.
“Saya senang kalau sapi-sapi saya di IB. Hasilnya lebih bagus dari induknya,” kata Nur Yadi, Senin, (27/4/2020).
Langkah yang dilakukan Nur Yadi itu, telah berpartisipasi dalam mensukseskan program Sikomandan yang diinisiasi oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Program Sikomandan ini berperan dalam peningkatan populasi dan produktivitas serta mutu genetik ternak potong dan unggas, baik sapi indukan, integrasisapi-sawit, hingga industri hulu dan hilir unggas.
Suksesnya program Sikomandan, tidak terlepas dari peranan Penyuluh Pertanian terlebih Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementerian Pertanian (BPPSDMP Kementan).
Sebelumhya, kepala BPPSDMP, Prof. Dedi Nursyamsi dalam satu kesempatan menekankan bahwa, pengembangan Komando Strategi Pembangunan Pertanian tingkat Kecamatan atau KOSTRATANI betujuan untuk mengaktifkan kembali peran Balai Penyuluh Pertanian (BPP) sebagai sentral pembangunan pertanian.
Sementara itu, penanggung jawab (PJ) program Sikomandan Papua Barat, drh. Purwanta, M.Kes. mengaku, siap mengawal program aksi Kementan termasuk Program Sikomandan di Papua Barat.
Dikatakan, direktur Politeknik Pembangunan pertanian (Polbangtan) Manokwari itu bahwa, berjalannya program aksi Kementan akan berdampak pada pembangunan pertanian yang optimal.
“Tercermin dari kecukupan kebutuhan protein hewan bagi seluruh rakyat Indonesia, khususnya Papua Barat,” ujarnya.
Purwanta berencana akan menurunkan sejumlah Mahasiswa untuk turut mengawal program Kementan di lapangan. Walapun kondisi pandemi covid-19, kata dia, pertanian harus tetap berjalan dengan terus menerapkan protokol pencegahan covid-19.
Untuk diketahui, sesuai Data Isikhnas (Integrated Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional) PIP Sikomandan per 23 April 2020, menunjukkan realisasi IB di Papua Barat sebesar 381 ekor aseptor dimana target tahunan (akseptor) sebanyak 1.500 ekor. Jumlah pelayanan IB sebanyak 395 dosis sehingga realisasi akseptor dengan IB sebesar 25,40 persen.
Target tahunan Kebuntingan sebanyak 1.050 ekor sapi. Hingga tanggal 23 April lalu sebanyak 495 ekor telah dilakukan Pemeriksaan Kebuntingan (PKB) didapat 298 ekor sapi bunting. Dari data tersebut, target kebuntingan tahunan sudah mencapai 28,38 persen.
Sedangkan presentasi kelahiran telah mencapai 6,23 persen dari target Kelahiran 6.045 tahunan dan telah lahir 376 ekor pada 23 April 2020. (RR/ON)