Orideknews.com, MANOKWARI – Melalui penerapkan Teaching Factory (TEFA) atau pendekatan pembelajaran yang menyelaraskan konsep pekerjaan industri modern diharapkan dapat mengintegrasi industri dan akademi melalui adaptasi atau penyesuaian kurikulum pembelajaran.
Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Manokwari, drh. Purwanta, M.Kes mengatakan sebagai lembaga pendidikan tinggi vokasi di bawah naungan Kementerian Pertanian (Kementan) Polbangtan lebih mengedepankan praktik dari pada teori dalam metode pengajaran.
“TEFA merupakan model pembelajaan berbasis produk.”kata Purwanta.
Dengan adanya TEFA Polbangtan Manokwari, jelas Purwanta, dapat bersinergi dengan dunia industri untuk mencetak Jobcreator bidang pertanian dalam arti luas, termasuk di dalamnya bidang peternakan.
“Berjalannya Tefa komoditas peternakan khususnya ayam broiler dan petelur, diharapkan dapat membekali para generasi tani milenial dengan pengalaman yang mereka dapatkan selama belajar di TEFA,” ungkapnya.
Lanjut, sebut Dokter hewan alumnus Pendidikan Dokter Hewan, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini, dia membekali peserta didikinya dengan tatalaksana budidaya ternak.
“Ayam broiler hasil budidaya Tefa Polbangtan Manokwari telah mengikuti tatacara budidaya yang baik, sehingga dijamin kualitas ayam yang bebas dari penyakit zoonosis,” tutur Purwanta.
Lebih lanjut Purwanta menjelaskan, budidaya Ayam broiler hasil budidaya Tefa diawali dengan desinfeksi litter atau sekam sebelum ternak disebar dalam kandang. Hal ini berguna untuk membasmi bibit penyakit apabila ada yang menempel di litter tersebut.
Kemudian, dilanjutkan dengan pembersihan, pencucian, dan penyemprotan kandang serta peralatan kandang menggunakan desinfektan. Untuk hasil maksimal pencucian tempat minum dan tempat pakan dilakukan secara rutin dua kali sehari.
Dikatakan Purwanta, Budidaya yang baik juga mencakup pelaksanaan manajemen pemeliharaan yang baik. “Proses budidaya yang dilakukan oleh generasi tani milenial ini, menuntut mereka untuk mampu memahami tata laksana brooding, tata laksana ransum dan air minum,” beber Purwanta.
Dia menambahkan, untuk kondisi perkadangan, memperhatikan kualitas litter, melakukan penanganan bangkai dan feses ayam dengan tepat, serta mengatur kepadatan kandang dengan optimal, mendukung terciptanya kualitas ternak yang bebas dari penyakit zoonosis. (RR/ON)