Salah satu aktivis muda Papua asal wilayah adat Sorong Raya dari suku Moi, Daud Imbab Timotius Yelimolo, kini tampil dan bertarung bersama bakal calon di wilayah adat Moi untuk perebutan kursi legislatif DPR Papua Barat melalui mekanisme pengangkatan otonomi khusus.
Untuk bisa membawa nama baik adat Moi di Sorong Raya yang meliputi, Kabupaten Sorong, kota Sorong dan Sorong Selatan, Daud Yelimolo telah mendaftarkan diri ke Panitia kerja (Panja) di Kesbangpol Kota Sorong.
Pria asli suku Moi yang kerap turun lapangan menyuarakan suara hati rakyat tentang adanya kebijakan undang-undang Otsus lewat megafon ke pemerintah dan DPR itu, sangat paham tentang keinginan rakyat asli Papua di wilayah adat Papua Barat.
Kehidupan sebagai anak jalanan tentu saja paham kondisi wilayah adat Papua pada umumnya, dan khususnya Papua Barat.
Saat ditemui, pria kelahiran Sorong Selatan itu mengatakan, Panja Kabupaten harus bekerja sesuai tugasnya tanpa harus memikirkan kepentingan perorangan.
Dia juga menceritakan tentang silsilah suku Moi selayaknya orangtua dalam berdiskusi. Dengan cerita silsilahnya itu, tetua adat dan tokoh adat Papua suku Moi sangat terharu dan meneteskan air mata.
“Tokoh adat Moi menilai saya sangat paham tentang adat, maka tidak salah ketika kalau saya harus direkomendasikan oleh adat untuk masuk dan duduk sebagai wakil rakyat wakili wilayah adat Moi,” ungkap Yelimolo, Sabtu (16/11/2019).
Dengan bermodal sarjana Sastra Inggris, Yelimolo selama ini lebih banyak berkecimpung di dewan adat Papua sehingga memahami tentang adat Papua seperti apa.
Pria ini juga memiliki kemampuan dalam berkomunikasi politik, berargumen, advokasi sisi kebudayaan dan lantang dalam membicarakan tentang perubahan tanah Papua masa kini dan mendatang.
Tak sampai disitu, pria dari 12 bersaudara ini turut serta dalam berbagai organisasi masyarakat, seperti Parlemen jalanan Papua Barat, organisasi mahasiswa Unipa, dan dewan adat Papua.
Ia juga sangat mendukung kebijakan pemerintah Papua Barat dan kabupaten, kota yang merakyat, maka dengan segala kemampuan itu, Yelimolo sudah sangat mampu dari segala sisi.
Meskipun sempat gagal melalui lembaga Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua Barat, Yelimolo tidak patah semangat untuk terus berjuang atas nama rakyat Papua dan wilayah adat Moi.
Maju tanpa modal apapun, dia berkeyakinan panja kota Sorong bisa jeli melihat siapa yang layak dan sesuai kemampuan untuk diusulkan ke Pansel tingkat Provinsi Papua Barat dalam mengikuti tahapan seleksi selanjutnya.
Meskipun jarang berada ditengah keluarga Moi, itu karena Yelimolo merantau untuk mengenyam pendidikan sastra Inggris di Unipa Manokwari, bahkan berbagai piagam semasa di kuliah dia juga terima. (Redaksi)