Orideknews.com, MANOKWARI, – Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari berkolaborasi bersama Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (Hakli) Provinsi Papua Barat dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyelenggarakan kampanye hari cuci tangan pakai sabun (HCTPS) sedunia pada, Jum’at, (25/10/2019) di halaman dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari.
Kampanye CTPS ini melibatkan kurang lebih 450 anak bersama 15 guru pendamping, dari 15 sekolah dasar. Sejumlah sekolah ini terpilih dimaksudkan bisa menjadi contoh dan duta-duta CPTS pada anak-anak yang lain di sekolahnya masing-masing untuk dapat membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan baik.
Rangkaian kampanye hari CTPS sedunia diawali dengan lomba inovasi sarana cpts tingkat sekolah dasar, lomba video praktik 6 langkah Cuci tangan pakai sabun bersama tingkat sekolah dasar, lomba video praktik 6 langkah Cuci tangan pakai sabun bersama tingkat faskes dan puncak peringatan hari CPTS, dilakukan senam bersama, diikuti deklarasi CPTS dan cuci tangan massal serta penyerahan lomba lomba CPTS.
Saat membuka kegiatan, kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, dr. Afred Bandaso mengatakan, berdasarkan hasil riset kesehatan Dasar tahun 2018 di Papua Barat, hanya terdapat 42 persen dari total penduduk bisa melakukan cuci tangan dengan benar.
Padahal, kata dia, data World Health Organization (WHO) menunjukkan, perilaku CTPS mampu mengurangi angka kejadian diare sebanyak 45 persen, mencegah penyebaran penyakit kecacingan serta mampu menurunkan kasus infeksi saluran pernapasan atas atau ISPA dan flu burung hingga 50 persen.
“Peringatan Hari Cuci tangan pakai sabun sedunia ini sekaligus merupakan rangkaian hari kesehatan nasional yang ke-55 di Kabupaten Manokwari, bertujuan mengkampanyekan perilaku hidup bersih dan sehat untuk meningkatkan kualitas kesehatan, melalui proses penyadartahuan serta masyarakat dalam menjalani perilaku kehidupan sehari-hari dengan bersih dan sehat,” ujarnya.
Bandaso lalu mengucapkan terima kasihnya pada Mitra kesehatan UNICEF, himpunan ahli kesehatan lingkungan Indonesia, sektor pengusaha dan mitra lainnya yang secara bersama-sama telah membantu terselenggaranya acara tersebut.
Sementara itu, sekretaris daerah Kabupaten Manokwari, Aljabar Makatita mengajak melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, yang diajarkan sedini mungkin kepada anak-anak untuk bersama-sama menjaga kebersihan dan kesehatan.
Dikatakannya, cuci tangan pakai sabun merupakan langkah kecil untuk memulai hidup sehat. Langkah sederhana ini, bisa melindungi dari penyakit infeksi seperti diare dan infeksi saluran pernapasan akut (batuk beringus dan lain-lain.red) setiap tanggal 15 Oktober sebagai hari cuci tangan pakai sabun sedunia (Global Handwashing Day).
Hari Cuci tangan pakai sabun sedunia, jelas sekda, adalah sebuah kampanye Global yang dicanangkan oleh PBB, dengan organisasi-organisasi lainnya, pihak pemerintah maupun swasta untuk galakan cuci tangan dengan sabun oleh masyarakat, sebagai upaya untuk menurunkan tingkat kematian balita terhadap penyakit yang dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup manusia.
“Salah satu tujuan dari kampanye ini, adalah penurunan angka kematian untuk anak-anak, dimana lebih dari 5000 anak balita penderita diare meninggal setiap harinya di seluruh dunia sebagai akibat dari kurangnya akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan. Penderitaan dan biaya biaya yang harus ditanggung karena sakit dapat dikurangi dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun, yang menurut penelitian dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hampir 50 persen,” ungkap Sekda.
Lanjut, kata Sekda, kampanye dimaksudkan sebagai upaya peningkatan pembangunan fasilitas sanitasi di sekolah karena, menurut UNICEF kurangnya akses untuk air bersih mengakibatkan tingkat kehadiran anak perempuan sekolah saat mereka memasuki masa puber, karena tidak adanya fasilitas sanitasi yang memadai. Akses air bersih dan sanitasi ditenggarai merupakan dasar penting untuk kehidupan anak-anak di seluruh dunia dilihat dari segi kesehatan, kelangsungan hidup dan rasa penghargaan terhadap diri mereka.
“Budaya yang terjadi di masyarakat Cuci tangan pakai sabun hanya dilakukan pada saat setelah makan, padahal justru cuci tangan seharusnya dilakukan juga sebelum makan. Mencuci tangan pada saat 5 waktu kritis di antaranya, 1. Satu setelah ke jamban, 2. Setelah membersihkan anak yang buang air besar, 3. Menyiapkan makanan, 4. Sebelum makan dan 5. Memegang atau menyentuh hewan, akan berdampak luar biasa membantu dalam upaya pencegahan penularan penyakit,” tuturnya.
