Oleh: Yan Christian Warinussy, SH
Sebagai salah satu Deputy Jaringan Damai Papua (JDP) di Provinsi Papua Barat, saya menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan dan ungkapan rasis yang telah dikemukakan oleh oknum-oknum warga masyarakat di Kota Surabaya terhadap para mahasiswa asal Tanah Papua.
Hal ini harus diusut dan diungkapkan oleh Kapolri melalui Kapolwiltabes Surabaya dan Kapolda Jawa Timur. Jika diduga pelakunya juga berasal dari jajaran oknum aparat militer TNI, maka adalah tanggungjawab Panglima TNI melalui Kepala Pusat Polisi Militer (Kapuspom) TNI dan Komandan Detasemen (Danden) POM setempat untuk mengusut dan melakukan upaya penegakan hukum terhadap oknum pelaku rasis tersebut.
Hanya dengan langkah penegakan hukum akan menjadi preseden positif bagi kepercayaan rakyat Papua secara keseluruhan dan dapat menjadi jaminan bagi kenyamanan para mahasiswa Papua di Jawa Timur dan sekitarnya. Langkah penegakan hukum perlu dan harus dilakukan sekarang, karena diduga keras, perlakuan rasis seperti ini sudah berulangkali dilakukan oleh oknum-oknum warga kota Surabaya dan Provinsi Jawa Timur kepada para mahasiswa Tanah Papua yang sedang menuntut ilmu di daerah tersebut.
Di sisi lain, saya memberi apresiasi yang tinggi kepada para mahasiswa dan berbagai komponen rakyat di Papua dan Papua Barat yang telah melakukan aksi damai berbentuk demonstrasi dan unjuk rasa menyampaikan aspirasi menolak rasis pada hari Senin (19/8) di 3 (tiga) kota besar Tanah Papua, yaitu Jayapura, Manokwari dan Sorong.
Namun saya juga sebagai salah Advokat dan Pembela Hak Asasi Manusia (HAM) menolak perlakuan tidak simpatik yang terjadi di Manokwari yang menjurus kepada perbuatan kriminal (pidana) berbentuk penjarahan, perampokan, pencurian, pengrusakan bahkan pembakaran. Hal ini terjadi terhadap bangunan gedung dan kantor Sekretariat DPR Papua Barat, MRP Papua Barat dan gedung eks kantor Gubernur Papua Barat.
Bahkan beberapa kios, toko elektronik, pusat perbelanjaan MM Orchid serta Abon Gulung Hawaii Bakery ikut menjadi sasaran amukan massa yang tak terkendali. Oleh sebab itu, saya ikut menghimbau segenap komponen aksi mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta di Manokwari juga Sorong agar melakukan evaluasi internal atas hasil dari aksi Senin tersebut.
Oleh karena pernyataan sikap mahasiswa dan rakyat Papua sudah diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat dan Forkopimda, maka perlu segera dibangun dialog damai dalam mencari solusi-solusi progresif atas masalah tersebut.
Solusi tersebut diperlukan dalam memulai upaya membangun relasi sosial yang arif dan bijaksana serta saling menghargai dalam kehidupan sosial kemasyarakatan di Surabaya maupun Malang dan kota-kota lain di Pulau Jawa dan Bali serta daerah Indonesia lain di luar Tanah Papua.
