Orideknews.com, MANOKWARI, — Konferensi ketiga Dewan Adat Mbaham Matta yang akan digelar pada November 2025 di Kabupaten Fakfak, diharapkan menjadi tonggak penting dalam memperkuat jati diri budaya dan merawat tatanan sosial budaya.
Willy Hegemur ST selaku Anggota MRPB dari Pokja Adat menegaskan pentingnya menjadikan Dewan Adat Mbaham Matta sebagai rumah budaya bagi semua suku bangsa yang hidup di Fakfak. “Dewan Adat ini tidak hanya milik masyarakat pribumi, tapi harus menjadi rumah bersama, tempat yang nyaman bagi semua kalangan untuk menegakkan aturan dan tatanan hidup yang baik,” tegasnya.
Dalam forum konferensi mendatang, sejumlah hal strategis akan dibahas. Pertama, perlu dilakukan redefinisi atas konsep Dewan Adat serta identitas masyarakat pribumi di Semenanjung Onim. Kedua, posisi dan fungsi Dewan Adat dalam sistem pemerintahan adat dan sosial pembangunan akan dirumuskan kembali, termasuk peran dan representasi dari 144 marga, Lintas Suku Papua lainnya, termasuk komunitas Etnis Nusantara, serta warga keturunan Tionghoa dan Arab di kabupaten Fakfak.
“Sudah waktunya kita menata ulang struktur Dewan Adat agar menjadi inklusif dan merepresentasikan seluruh komponen masyarakat kultur yang berada di Negeri Mbaham Fakfak,” ujarnya.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten Fakfak yang telah menetapkan kebijakan, anggaran sebesar Rp500 juta untuk mendukung konferensi ini. Selain itu, bantuan dari Sekda Provinsi Papua Barat, Drs Ali Baham Temongmere M.T.P, sebesar Rp30 juta turut disebut sebagai wujud perhatian dan komitmen pemerintah terhadap penguatan kelembagaan adat.
Sistem organisasi Dewan Adat Mbaham matta dan penyelenggaraan Konferensinya bisa dijadikan model untuk diterapkan di daerah lain ditanah Papua, karena memadukan prinsip-prinsip budaya, toleransi antarumat beragama, serta solidaritas masyarakat, serta model kemitraan dengan pemerintah yang fungsinya diberlakukan dalam menghadapi tantangan pembangunan dan perubahan sosial, tandas Willy Hegemur