Orideknews.com, MANOKWARI, – Kepala SMKN 2 Manokwari, Regina Wutoy belum lama ini mengaku, dari 1.000 siswa di Sekolah yang dipimpinnya itu, sekira 800 orang merupakan anak asli Papua.
Menurut Regina, anak asli Papua kebanyak menolak untuk divaksin, penolakan itu mulai dari phobia suntik hingga izin orang tua.
“Merekalah yang rata rata menolak vaksin. Ada yang katanya takut suntik, ada juga yang mengaku tidak diijinkan orang tua. Dari gelaran vaksinasi ke tiga saja kemarin, hanya 189 siswa yang divaksin, di lokasi vaksinasi lain, saya pantau hanya 17 siswa kami yang ikut vaksin,” ungkap Regina.
Kata dia, vaksinasi menjadi syarat agar pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan. Informasi mengenai hal itu juga sudah disampaikan kepada orang tua siswa. Terlebih bagi SMK kelas 11 yang akan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL).
“Solusinya kita harus duduk bersama dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, siswa, komite dan Satgas Covid-19 untuk membicarakan hal ini. Agar ada keterbukaan alasan orang tua tidak mengijinkan anak mengikuti vaksinasi dan bagaimana solusinya,” jelasnya.
Dia menambahkan, konsekuensinya, PKL bagi siswa yang belum divaksin akan ditunda. Itu artinya, siswa tersebut belum bisa diluluskan dari lembaga pendidikan. (ALW/ON).