Orideknews.com, Manokwari, – Kementerian Pertanian (Kementan) terus menyusun berbagai program untuk memenuhi kecukupan pangan khususnya protein hewani. Program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) menjadi salah satu program untuk meningkatkan populasi dan produksi sapi dan kerbau secara berkelanjutan.
“Salah satu fokus Program Sikomandan adalah pada pelaksanaan inseminasi buatan (IB) massal,” sebut Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).
Kenyataan di lapangan, terkadang berbeda, seperti di wilayah Papua Barat. Pada sebelumnya, Papua Barat memperoleh tanda “merah” dalam persentase jumlah IB. Para petani enggan dan was-was jika sapi-sapi mereka di IB. Hal ini menyebabkan rendahnya angka IB di wilayah tersebut.
Namun tidak demikian setalah berjalannya Program Komando Strategis Pertanian (Kostratani). Program yang dirancang menghidupkan kembali Balai Penyuluhan Pertanian dan juga mengoptimalkan peran BPP yang sudah aktif, berdampak pada peningkatan capaian sikomandan Papua Barat.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi dalam berbagai kesempatan menggaungkan 5 peran Model BPP Kostratani.
“Sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, pusat konsultasi agribisnis, dan pusat pengembangan jejaring dan kemitraan,” jelas Dedi.
Dalam menjalankan peranannya Model BPP Kostratani Papua Barat, khususnya BPP Prafi dan Masni mendapat pendampingan dari Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan Manokwari). Tiap pekan Civitas Akademika Polbangtan Manokwari melakukan pendampingan dengan turun langsung ke lapangan.
“Kegiatan pendampingan pada minggu ini fokus pada program sikomandan. Bertemu peternak dan inseminator yang terkait dengan program sikomandan. Adapun tim Polbangtan Manokwari yang bertugas yaitu Doktor Petrus D. Sadsoeitoeiboen, Nurtania Sudarmi, dan Nickolas Mailoa,” kata Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Detia Tri Yunandar.
Monitoring yang dilaksanakan pada Jumat (18/9/2020) tak hanya melakukan pendataan sikomandan, tetapi juga melihat langsung progres dari hasil IB. “Sekarang ini Papua Barat sudah tidak masuk di area merah IB, sekarang sudah meningkat jadi kuning,” sebut salah seorang inseminator, Parno.
Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemanfaatan IB semakin meningkat. Terlebih, keuntungan yang diraih mana kala sapi hasil IB lahir dan berkembang. Dalam kegiatan monitoring selain Parno, Ilham, dan juga Suwandi menunjukkan sapi-sapi hasil IB yang selalu ditawar dengan harga tinggi oleh pedagang.
Meski harga yang ditawarkan bagus, banyak dari peternak menahan sapi-sapinya untuk terus dikembangkan untuk meningkatakan capaian program sikomandan.
“Polbangtan Manokwari secara aktif melakukan pendampingan Program Sikomandan Papua Barat melalui peningkatan kapasitas petugas lapangan atau PPL, salah satunya seperti yang dilakukan pada hari ini,” tutur Direktur Polbangtan Manokwari, drh, Purwanta, M.Kes
Berkat sinergi yang terjalin dan berjalannya peran Model BPP Kostratani, Papua Barat yang masuk dalam zona merah Program Sikomandan kini menjadi zona kuning. Menjadi PR bersama baik PPL, Akademisi, maupun peternak untuk terus meningkatkan capaian Sikomandan khususnya Papua Barat. (Nsd/RR/ON)